5 Tips Sukses ASI Ekslusif

Air Susu Ibu (ASI) menjadi makanan utama bayi berusia di 0-6 bulan. Pada rentang usia tersebut bayi seolah 'makan' tak kenal waktu. Kapan saja merasa lapar, bayi akan menangis minta makan. Akibatnya, seorang ibu menyusui (busui) harus siap memberi ASI kapanpun bayi membutuhkan. Hal ini mengakibatkan sebagian ibu khawatir produksi ASInya tak mencukupi. 

Tempat Penitipan Anak di Pusat Kota Pekanbaru
5 Tips Sukses ASI Ekslusif
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit ynag umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran. 

Menurut konselor menyusui dr. Wiyarni Pambudi, SpA (K) ICBLCC, sebenarnya produksi ASI seorang busui sudah dirancang mencukupi kebutuhan tiap anak. "Sehingga Bunda tidak perlu khawatir bila memiliki 2, 3, atau 4 anak sekaligus". 

Menurut Wiyarni, produksi ASI sudah disiapkan saat bunda mengandung. ASI juga siap dikeluarkan bersamaan dengan lahirnya bayi. Namun produksi ASI yang sedikit di awal masa menyusui kerap membuat para ibu baru cemas. 

Padahal, ketakutan ini tidak perlu bila para Bunda paham bahwa minimnya ASI adalah hal wajar mengingat ukuran lambung bayi pun masih sangat kecil. "Ketika lahir, lambung bayi cuma sebesar kelereng, dan hanya cukup 10 mililiter. Karena itu produksinya sangat sedikit," ujarnya. 

Walau begitu, Wiyarni menegaskan ada beberapa faktor yang harus diperhatikan guna mendukung produksi ASI. Dengan memenuhi syarat-syarat berikut, keberhasilan ASI eksklusif akan lebih mudah dicapai. 

1. Nutrisi 
Wiyarni menyarankan busui banyak mengkonsumsi makanan bergizi. Produksi sedikit tidak bisa diartikan sama pada tiap bunda dan bayi. Pada bunda yang alergi, Wiyarni menyarankan bunda membatasi asupan makanan yang membangkitkan alergi. Selain nutrisi, Wiyarni juga menyarankan bunda tidak ragu melakukan perawatan tambahan. "Misalnya perawatan payudara. Bila merasa perlu maka sebaiknya dilakukan," katanya. 

2. Usahakan menyusu langsung 
Langsung menyusu menjadi rangsang jitu yang menstimulasi produksi ASI. Hal ini dikarenakan aktifnya prolaktin yang merangsang produksi ASI. Bagi Bunda yang harus bekerja, memerah ASI dapat menjadi solusinya. "Kalau bunda sedang di rumah sebaiknya langsung disusui. Namun jangan memasukkan benda seperti puting, misal dot buatan, pada bayi yang tidak menyusu langsung," ujarnya. 

Minum susu lewat dot harus dihindari karena dikhawatirkan akan menyebabkan bayi tak mau lagi menyusu pada puting. Menyusu lewat puting memang relatif lebih sulit dibanding dot. Hal ini dikarenakan tenaga ekstra yang harus dikeluarkan bayi ketika minum ASI lewat puting. Sehingga beberapa bayi tampak berkeringat ketika minum ASI. Wiyarni menyarankan bunda melatih bayi minum ASI, dengan botol berujung sendok atau cangkir berlubang. Meski sulit, hal ini lebih aman untuk bayi. "Memang tidak bisa langsung seperti pada dot. Diperlukan waktu latihan kurang lebih 1-2 minggu," katanya. 

3. Cari dukungan 
Yang paling utama adalah tumbuhkan rasa percaya diri dan yakin bisa menyusui. Selanjutnya dukungan menjadi faktor penting lain untuk bunda sukses menyusui bayinya. Dukungan ini meliputi keluarga dan lingkungan kerjanya. "Sebulan sebelumnya sampaikan ke keluarga dan lingkungan kerja, jika ingin memberikan ASI. Dukungan Ayah (suami) juga sangat penting karena berdasarkan poling terhadap para bunda yang sedang menyusui 80% menyatakan, suami adalah orang yang paling mereka harapkan menjadi penyokong utama sukses menyusui. Selanjutnya cari dukungan lingkungan kerja untuk kesuksesan ASI," kata Wiyarni. Wiyarni menyarankan lingkungan kerja memberikan dukungan dengan, pemberian cuti dan ruang menyusui yang layak. 

4. Disiplin dan Rajin tambah ilmu 
Tingkatkan frekuansi menyusui/memompa/memeras ASI. Jika anak belum mau menyusui karena masih kenyang, perahlah/pompalah ASI. Bagi bunda bekerja, sebaiknya bunda disiplin memerah ASI 3 jam sekali. Produksi ASI prinsipnya based on demand sama seperti prinsip pabrik, yaitu jika makin sering diminta disusui/diperas/dipompa maka makin banyak ASI yang diproduksi 

5. Ibu harus dalam keadaan relaks. 
Kondisi Bunda menyusui sangat menentukan keberhasilan ASI eksklusif. Menurut hasil penelitian, lebih dari 80% kegagalan ibu menyusui dalam memberikan ASI eksklusif adalah faktor psikologis bunda menyusui. Maka pada saat bersamaan ratusan sensor pada otak akan memerintahkan hormon oksitosin (produksi ASI) untuk bekerja lambat, dan akhirnya produksi ASI menurun. Disini juga memerlukan peran dan dukungan suami agar menciptakan suasana yang nyaman bagi bunda sehingga bunda dapat lebih relaks dan bisa menerapkan ASI eksklusif

Bila 5 hal ini selalu dilakukan, Bunda tidak perlu khawatir ASI tidak cukup bagi bayinya. Wiyarni mengatakan, produksi ASI sudah dirancang tidak lebih atau kurang pada setiap bayi. "Jangan lupa rajin baca, browsing, dan berbagi ilmu untuk memotivasi diri. Kalau sudah diniatkan tidak ada yang sulit," ujar Wiyarni.

Semoga informasi ini bermanfaat untuk Bunda dan Ayah.
^_^


Tempat Penitipan Anak (Daycare) dengan program full day untuk Orangtua Bekerja
Klik Disini Penitipan Anak di Pusat Kota Pekanbaru

Popular Posts