Perbedaan Kemampuan Motorik Kasar dan Motorik Halus

anak-anak bermain sambil belajar
Kemampuan Motorik Kasar & Motorik Halus
Pastinya Ayah Bunda sering mendengar kedua istilah kemampuan motorik kasar dan halus. 
Apa sih sebenarnya kedua kemampuan tersebut? 
Kemampuan motorik secara sederhana bisa dijelaskan sebagai sebuah tindakan yang menuntut bayi Ayah Bunda untuk menggunakan otot-ototnya. 

Kemampuan motorik kasar adalah berbagai gerakan besar yang dibuat oleh bayi Ayah Bunda menggunakan tangan, kaki, atau seluruh tubuhnya. 
Contoh: 
Merangkak
Berlari 
Melompat 

Kemampuan motorik halus adalah berbagai gerakan kecil yang dibuat oleh bayi Ayah Bunda menggunakan bagian-bagian tubuh yang lebih kecil.
Contoh:
Mengambil benda menggunakan jari telunjuk dan jempol 
Memegang benda kecil dan memukulkannya ke benda kecil lain 
Membenamkan jari-jari kaki ke dalam pasir 
Mencium dan merasakan sesuatu menggunakan bibir dan lidahnya 

Perkembangan Kemampuan Motorik pada Bayi 
Untuk lebih mudah dimengerti, perkembangan bayi yang baru lahir dimulai dari otaknya. Otak bayi yang masih baru lahir tentu saja belum mampu mengendalikan gerakan-gerakan yang rumit. Jadi, perkembangan bayi bermula dari otak, lalu turun terus ke bagian bawah tubuhnya. Itulah sebabnya, perkembangan awal bayi dimulai dari kemampuannya mengendalikan wajahnya, termasuk mulut, bibir, serta lidahnya. Setelah itu si kecil akan belajar mengendalikan lehernya, baru pundaknya, lalu terus turun ke daerah punggung. Kemudian ia akan belajar mengendalikan lengannya, kemudian telapak tangan, baru kemudian jari-jemari mungilnya. 

Motorik Kasar Lebih Dulu 
Untuk setiap area tubuhnya, bayi Ayah Bunda akan terlebih dulu mengembangkan kemampuan motorik kasar, baru kemudian motorik halus. Untuk daerah tangan, misalny si kecil akan terlebih dulu mampu mengendalikan kedua tangannya untuk bertepuk tangan (motorik kasar), baru setelah ia menguasainya ia akan bisa memindahkan mainan dari satu tangan ke tangan lainnya (motorik halus). Nantinya, setelah kedua kemampuan motoriknya berkembang dengan baik hingga usia sekitar 3 tahun baru ia mampu melakukan banyak hal sendiri, tanpa bantuan orang lain. Sebagai contoh, ketika si kecil nantinya berusia sekitar 16-18 bulan, secara umum dia sudah bisa menggunakan mainan memilah bentuk. Kemampuan motorik kasarnya sudah bisa membantunya untuk duduk dengan seimbang, serta memegang berbagai kepingan bentuk. Kemampuan motorik halusnya membantunya untuk memutar-mutar serta membalikkan setiap kepingan, lalu memasukkannya ke dalam lubang yang bentuknya sesuai. 

Membantu Meningkatkan Kemampuan Motorik Bayi Ayah Bunda dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik bayi Anda dengan melakukan berbagai aktifitas dan permainan yang sedikit menantang untuknya. 

Usia 3-4 Bulan 
Bayi usia ini normalnya masih terus dalam posisi berbaring. Namun pada rentang usia ini, sebenarnya ada satu perkembangan monumental dalam diri si kecil yaitu koordinasi tangan dan mata yang mulai terbentuk. Dia mulai menyukai mainan tertentu, dan sebagai buktinya dia akan berusaha meraih dan mengambilnya. Namun karena kemampuan menggenggamnya belum baik, kebanyakan mainan yang berhasil ia raih biasanya malah dipukul-pukul, lucu ya? Jika Ayah Bunda meletakkan sesuatu di telapak tangannya, seperti mainan genggam misalnya, mungkin ia bisa menggenggamnya sebentar sebelum akhirnya terjatuh lagi. Salah satu sarana yang menyenangkan sekaligus baik untuk mengembangkan kemampuan motorik untuk bayi usia ini adalah yang dikenal dengan Baby Gym, yaitu semacam matras empuk dengan warna mencolok, dengan beberapa mainan tergantung di atas kepala bayi. Karena si kecil masih dalam posisi berbaring, berbagai mainan warna-warni yang tergantung di atas kepalanya akan merangsangnya untuk meraih, memegang dan bermain dengannya. 

Usia 4-8 Bulan 
Si kecil mulai menarik mainan ke arahnya, dan sudah mulai belajar memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya. Kebiasaan unik lainnya adalah memasukkan setiap yang dipegangnya ke mulutnya! Di satu sisi ini merupakan perkembangan yang menyenangkan, tetapi di sisi lain, ini merupakan tanda bahwa rumah Ayah Bunda harus diamankan dari berbagai benda kecil yang bisa membahayakan si kecil Untuk mengembangkan kemampuan motoriknya, Ayah Bunda bisa meletakkan sebuah benda atau mainan yang menarik di hadapan si kecil, namun cukup jauh jaraknya, sehingga ia akan berusaha untuk mengambilnya. Ini bisa Ayah Bunda lakukan jika si kecil sudah bisa duduk tegak tanpa bantuan. Perhatikan bagaimana ia mengatur keseimbangan tubuhnya. Latih ia untuk mengambil kacang, atau benda kecil lainnya. Rangsang ia untuk memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya. Salah satu permainan yang sangat menarik dan ‘menantang’ untuknya adalah permainan kawat dan manik. Si kecil akan berusaha untuk memegang manik kayu dengan jari-jarinya, kemudian menggesernya mengikuti alur kawat.

Usia 9-12 Bulan 
Si kecil akan semakin mahir dalam memegang benda-benda kecil serta mengendalikannya. Ia akan mengambil mainannya kemudian menjatuhkannya untuk Ayah Bunda ambil (lumayan untuk olahraga Ayah Bunda juga), ia akan mencoba menyuap sendiri (walaupun masih sering salah target). Teruslah merangsang perkembangan motorik kasar dan halus buah hati Ayah Bunda, namun jangan memberikan yang terlalu berat atau sulit sehingga ia merasa putus asa. Sebaiknya tingkat kesulitan permainan/aktifitas Ayah Bunda tambah sedikit demi sedikit namun berketerusan, ini lebih baik daripada terlalu drastis… 

Selamat mencoba!

Mencari jasa penitipan anak yang aman, nyaman dan edukatif untuk si kecil?
Disini solusinya, klik 

Popular Posts